PjBL sebagai metode pembelajaran active learning
Sekolah tingkat pendidikan SMA merupakan sekolah menengah ke atas yang pembelajarannya akan diarahkan ke dalam pendidikan tingkat perguruan tinggi. Untuk melatih keterampilan, cara berfikir kiritis, daya analisa yang baik dan kolaborasi dalam pembelajaran sistem pendidikan SMA, dibutuhkanlah suatu perangkat yang dapat mengakomodir semua soft-skill dan hard skill tersebut. Berdasarkan hal tersebut, model pembelajaran yang dianjurkan untuk digunakan pada kurikulum 2013 adalah model pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student centered) yang salah satunya adalah model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Pembelajaran PjBL ini menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran dimana peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintetis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk belajar. Target pembelajaran ini diharapkan agar siswa-siswi dapat mencapai pembelajaran dalam baik dari segi kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pendekatan yang dapat dilakukan untuk mencapai pembelajaran PjBL mencakup pedagodik, teori, teknologi, eksperimen, kontekstual dan ilmu pengetahuan tertentu.

Penerapan metode pembelajaran PjBL ini melibatkan pihak guru dan siswa atau kelompok siswa, dimana guru akan menjadi fasilitator dan siswa menjadi pemeran utama dalam kegiatan proyeknya. Siswa dan siswi diharapakan dapat akan merancang proses dan kerangka penyusunan kegiatan untuk menyelesaikan solusi dari permasalahan yang mereka ajukan. Peran guru mencakup banyak hal dalam memonitoring kegiatan PjBL siswa yang mereka akan kerjakan mulai dari menstimulasi pertanyaan, membantu merancang, monitoring proyek, mengarahkan metode, menganalisa hasil pekerjaan hingga membantu siswa-siswa dalam presentasi hasil berupa karya ilmiah, portofolio, video pembelajaran dan jurnal saintifik.

Penguatan implementasi PjBL bagi guru dan tenaga pendidik
Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga dapat menghadapi tantangan kehidupan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Salah satu aspek yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan menentukan media, metode, atau strategi yang digunakan. Seorang guru perlu menumbuhkembangkan motivasi dalam aktivitas pembelajaran peserta didik.
Berdasarkan pasal 40 UU RI No. 20 tahun 2003, Pendidik harus dapat merancang pembelajaran yang kondusif sesuai dengan kewajibannya yang dituangkan dalam yaitu :
- Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.
- Mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan.
- Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Implementasi pembelajaran untuk siswa-siswi tingkat pendidikan atas pada kurikulum 2013 yang terbaru ini lebih mengutamakan pendidikan yang menggunakan tematik integratif, pendekatan scientific, dan juga penilaian auntentik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut: Berpusat pada peserta didik, melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip, melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik, dapat mengembangkan karakter peserta didik.
Tentunya hal tersebut merupakan proses panjang dari sebuah ilmu, pengalaman dan trial-error dari setiap kegiatan belajar sehingga setiap sekolah diwajibkan untuk membekali para guru dan tenaga pendidik dengan pelatihan berupa seminar, workshop, sharing session dan analisis pilot project yang sudah dikerjakan.

Jika para tenaga pendidik mempunyai penguasaan kontekstual, pengalaman dan tingkat analisa yang kompeten pada ilmu yang diminatinya, maka peluang guru untuk mendorong, mengaplikasikan dan membimbing siswa-siswi dalam kegiatan PjBL ini akan berjalan baik dan lancar. Hasil yang diharapkan dalam penerapan PjBL ini lebih diutamakan untuk bagaimana siswa-siswa dapat menulis karya ilmiah secara terstruktur dan sistematis dalam penulisan atau pelaporan karya ilmiah.
Integrasi pembelajaran PjBL terhadap Yasporbian Ten Basis
Perbedaan yang jelas terlihat jika siswa-siswi belajar secara tradisional yaitu adalah ketika mereka menghafal suatu pelajaran untuk memecahkan persoalan dalam bentuk teori atau soal. Dengan terlibat lansung pada persoalan dan turun lapangan, siswa-siswi dapat mengidentifikasi langsung masalah dan menyelesaikannya secara terorganisir dan bersama-sama dengan rekan kerjanya. Kelebihan yang bisa didapatkan siswa-siswa pada kegiatan PjBL ini meliputi beberapa implementasi yang berintegrasi dengan Ten Yasporbian Basis antara lain; critical thinking (mendalami masalah dan mempelajari secara detail rinci), creative-innovative (menyelesaikan problems dengan sudut pandang berbeda); growth-mindset (mencoba dan mencari solusi yang tepat); proactive-responsible (selalu menggunakan sistem trial-error dalam kegiatan dan bertanggung-jawab terhadap pekerjaan yang mereka mulai); dan collaboration synergize (bersama dengan rekan lainnya menumbuhkan sikap kerja-sama yang baik).

Interaksi langung pada sumber masalah membuat siswa-siswa menyadari tentang permasalahan yang mereka hadapi sehingga perumusan masalah dapat diterjemahkan dari bentuk sikap ke dalam suatu tulisan yang disebut sebagai karya ilmiah. Dengan metode spesifik dan relevan yang difasilitasi oleh guru atau tenaga pendidik, pengujian hipotesis dan analisa dari percobaan dan kegiatan PjBL dapat diakamodir secara menyeluruh. Setiap dari siswa yang terlibat dapat memberikan informasi tersendiri secara faktual dan didiskusikan bersama guna menyusun program perencanaan, pengumpulan data hingga penentuan metodologi yang tepat. Hasil akhir berupa refleksi dan evaluasi dapat mereka kembangkan bersama rekan kerjanya agar dapat dibuat bentuk penyajian akhir berupa hasil produk dengan video, portofolio kegiatan, laporan tertulis hingga ke bentuk artikel saintifik.
Mereka yang sudah mempunyai pengalaman dan terinspirasi dari kegiatan PJBL, sangat relevan dengan perjalanan akademik siswa-siswi SMA untuk diteruskan ke jenjang pendidikan perguruan tinggi. Dimana dalam dunia kampus, penulisan ilmiah merupakan hal mutlak yang mereka harus kuasai demi meraih gelar diploma atau sarjana terbaik di masa depan. (Penulis: Zulfakar Said)